Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya - Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan jika dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga dalam kegiatan klasifikasi akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.
Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.
Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya
Klasifikasi bisa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati.
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut.
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri- cirinya;
d. mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.
Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung bisa dirasakan manusia, adalah sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan bisa memudahkan dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi bisa digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.
a. Sistem buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, bisa dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
b. Sistem alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
c. Sistem filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
4. Takson dalam sistem klasifikasi
Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam juga jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu juga manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari. anda menamakan taksonomi hewan jika yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan jika yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan.
Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Systematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak bisa memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan no- mos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan jika ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.
Pada saat ini, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, Jika bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya anda mengenal juga taksonomi hewan, dan jika dalam kimia organik anda harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar juga jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.
Jika anda mengambil takson atau kelompok utamanya saja maka tiap kingdom/regnum dibagi menjadi golongan yang lebih kecil, yaitu Divisio untuk tumbuhan, sedangkan Phyllum untuk hewan. Tiap divisi atau filum dibagi lagi dalam classis. Tiap classis dibagi lagi menjadi ordo, ordo dibagi menjadi beberapa familia dan familia dibagi menjadi genus, genus dibagi menjadi spesies atau jenis
Kingdom animalia meliputi semua jenis hewan. Filum chordata, meliputi hewan yang bertulang belakang, kelas mamalia meliputi hewan bertulang belakang yang mempunyai rambut dan kelenjar susu. Ordo primata meliputi mamalia yang mempunyai anggota tubuh berupa tangan untuk menggenggam dan kaki untuk berjalan. Famili hominidae meliputi kera, manusia primitif dan manusia modern. Genus homo meliputi hanya manusia primitif dan manusia modern, sedangkan untuk spesies sapiens hanya untuk manusia modern.
Baca juga: Pengertian Hewan Vertrebrata dan Contohnya
Sejak tahun 1978 sistem klasifikasi mengenal tingkatan takson baru yang terletak di atas Kingdom atau Regnum, yaitu tingkatan Domain. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi 3 domain, yaitu Archaea (Eubacteria), Bacteria dan Eukarya. Sistem klasifikasi tiga Domain didasarkan atas urutan basa dalam RNA, sistem ini memberi penekanan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara bakteri dan arkhae dengan cara menggunakan suatu takson superkingdom yang disebut dengan Domain. Sistem ini menekankan keanekaragaman biologis diantara protista.
Domain Archaea (Eubacteria) terdiri atas satu kingdom Archaea dengan 2 filum, memiliki ciri-ciri dalam garis evolusi yang lebih dekat dengan Eukariota. Domain bacteria tersusun atas satu Kingdom bacteria dengan 23 filum. Domain eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariota, yang terdiri atas empat kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, dan Protista.
5. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)
Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada juga yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak bisa tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain.
Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut.
a. Untuk menulis nama Species (jenis)
1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.
2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
4) Jika ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau bisa juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays bisa juga ditulis Zea mays (jagung).
5) Jika nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
6) Jika nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu bisa dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.
b. Untuk menulis Genus (marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang bisa diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung- terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing).
c. Untuk menulis nama Familia (suku)
Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran "aceae" untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung- terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.
d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa)
Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.
e. Untuk menulis nama Classis (kelas)
Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran "nae", contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga bisa diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).
6. Klasifikasi alternatif
Dengan kemajuan tekhnologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli mengembangkan beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup. Para ahli membagi makhluk hidup menjadi beberapa sistem kingdom, adalah sebagai berikut.
Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Sistem dua kingdom
Sistem ini membagi makhluk hidup menjadi dua dunia, yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan. Dasar klasifikasi ini adalah ciri dan sifat tumbuhan yang mempunyai dinding sel keras seperti selulosa dan hewan yang mempunyai sifat bisa bergerak aktif, dan berpindah tempat.
b. Sistem tiga kingdom
Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi tiga dunia, yaitu Plantae, Animalia dan Fungi. Sistem ini didasarkan pada cara memperoleh nutrisi. Plantae (tumbuhan) merupakan organisme yang bisa melakukan fotosintesis sehingga bisa memenuhi kebutuhan makan diri sendiri maka disebut organisme autotrop.
Animalia sebagai fagotrop, yaitu organisme heterotrop yang menelan makanan berbentuk padat dan menggunakan senyawa organik sebagai sumber energinya. Fungi merupakan organisme heterotrofik dan saprofitik yang memperoleh nutrisi dari organisme yang telah mati. jika fungi mengambil nutrisi dengan cara mengambil dari organisme hidup lain maka disebut parasitik.
c. Sistem empat kingdom
Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi empat dunia, yaitu Plantae, Animalia, Fungi, dan Prokariotik. Prokariotik adalah organisme yang mempunyai inti, tetapi intinya tidak memiliki membran inti.
d. Sistem lima kingdom
R.H. Whittaker mengelompokkan organisme menjadi lima dunia berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya. Kelima dunia tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kingdom Monera
Monera meliputi makhluk hidup yang sangat sederhana. Termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan alga biru (Cyanophyta). Monera bersifat prokariotik, sel-selnya mempunyai nukleus atau inti sel yang tidak bermembran. Sel-selnya membelah secara sederhana, yaitu dengan amitosis. Kromosomnya tunggal dan berbentuk melingkar. Klorofil tersebar dan tidak terlindung oleh membran.
2) Kingdom Protista
Termasuk ke dalam kingdom ini adalah organisme yang bersel tunggal bersifat eukariotik. Eukariotik berarti inti sel-selnya telah bermembran, meliputi protozoa dan alga. Sistem klasifikasi ini dirintis oleh Ernst Haeckel (1834-1919)
3) Kingdom Mycota
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak bisa mensintesa makanan sendiri atau bersifat heterotrop, ada yang bersifat parasit, ada juga yang bersifat saprofit. Termasuk di dalamnya adalah berbagai jamur, seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur oncom.
4) Kingdom Plantae
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis, yaitu makhluk hidup yang mempunyai klorofil, sehingga bisa hidup tanpa mengambil energi dari organisme lain. Makhluk itu disebut organisme autotrop. Termasuk di dalamnya adalah Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
5) Kingdom Animalia
Kingdom ini meliputi makhluk hidup eukariotik bersel banyak, bersifat heterotrop, meliputi Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa, Nematoda, Rotifera, Annelida, Molusca, Arthropoda, Echinoder- mata dan Chordata.
e. Sistem enam kingdom
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong ilmuwan untuk selalu mengembangkan hasil penelitian termasuk pengelompokan makhluk hidup menjadi enam kingdom. Sistem pengelompokan enam kingdom adalah Archaea (Eubacteria), Bacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Archea dan Bacteria mempunyai ciri-ciri antara lain, prokariotik, bahan genetik (DNA) tidak berstruktur dalam bentuk nukleus, DNA terbisa pada nuclear area (nukleoid), tidak mempunyai organel (organel tidak bermembran), umumnya lebih kecil dari sel eukariotik, kecuali bakteri Epulofosculum fishelsoni (650µm = 0,65mm) dan Thiomargarrita namimbiensis (800µm = 0,80 mm).
Iklan:
harga pom mini
Nah itulah Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut.
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri- cirinya;
d. mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.
Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung bisa dirasakan manusia, adalah sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan bisa memudahkan dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi bisa digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.
a. Sistem buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, bisa dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
b. Sistem alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
c. Sistem filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
4. Takson dalam sistem klasifikasi
Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam juga jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu juga manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari. anda menamakan taksonomi hewan jika yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan jika yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan.
Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Systematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak bisa memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan no- mos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan jika ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.
Pada saat ini, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, Jika bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya anda mengenal juga taksonomi hewan, dan jika dalam kimia organik anda harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar juga jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.
Jika anda mengambil takson atau kelompok utamanya saja maka tiap kingdom/regnum dibagi menjadi golongan yang lebih kecil, yaitu Divisio untuk tumbuhan, sedangkan Phyllum untuk hewan. Tiap divisi atau filum dibagi lagi dalam classis. Tiap classis dibagi lagi menjadi ordo, ordo dibagi menjadi beberapa familia dan familia dibagi menjadi genus, genus dibagi menjadi spesies atau jenis
Kingdom animalia meliputi semua jenis hewan. Filum chordata, meliputi hewan yang bertulang belakang, kelas mamalia meliputi hewan bertulang belakang yang mempunyai rambut dan kelenjar susu. Ordo primata meliputi mamalia yang mempunyai anggota tubuh berupa tangan untuk menggenggam dan kaki untuk berjalan. Famili hominidae meliputi kera, manusia primitif dan manusia modern. Genus homo meliputi hanya manusia primitif dan manusia modern, sedangkan untuk spesies sapiens hanya untuk manusia modern.
Baca juga: Pengertian Hewan Vertrebrata dan Contohnya
Sejak tahun 1978 sistem klasifikasi mengenal tingkatan takson baru yang terletak di atas Kingdom atau Regnum, yaitu tingkatan Domain. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi 3 domain, yaitu Archaea (Eubacteria), Bacteria dan Eukarya. Sistem klasifikasi tiga Domain didasarkan atas urutan basa dalam RNA, sistem ini memberi penekanan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara bakteri dan arkhae dengan cara menggunakan suatu takson superkingdom yang disebut dengan Domain. Sistem ini menekankan keanekaragaman biologis diantara protista.
Domain Archaea (Eubacteria) terdiri atas satu kingdom Archaea dengan 2 filum, memiliki ciri-ciri dalam garis evolusi yang lebih dekat dengan Eukariota. Domain bacteria tersusun atas satu Kingdom bacteria dengan 23 filum. Domain eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariota, yang terdiri atas empat kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, dan Protista.
5. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)
Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada juga yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak bisa tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain.
Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut.
a. Untuk menulis nama Species (jenis)
1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.
2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.
4) Jika ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau bisa juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays bisa juga ditulis Zea mays (jagung).
5) Jika nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
6) Jika nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu bisa dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.
b. Untuk menulis Genus (marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang bisa diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung- terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing).
c. Untuk menulis nama Familia (suku)
Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran "aceae" untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung- terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.
d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa)
Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.
e. Untuk menulis nama Classis (kelas)
Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran "nae", contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga bisa diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).
6. Klasifikasi alternatif
Dengan kemajuan tekhnologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli mengembangkan beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup. Para ahli membagi makhluk hidup menjadi beberapa sistem kingdom, adalah sebagai berikut.
Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
a. Sistem dua kingdom
Sistem ini membagi makhluk hidup menjadi dua dunia, yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan. Dasar klasifikasi ini adalah ciri dan sifat tumbuhan yang mempunyai dinding sel keras seperti selulosa dan hewan yang mempunyai sifat bisa bergerak aktif, dan berpindah tempat.
b. Sistem tiga kingdom
Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi tiga dunia, yaitu Plantae, Animalia dan Fungi. Sistem ini didasarkan pada cara memperoleh nutrisi. Plantae (tumbuhan) merupakan organisme yang bisa melakukan fotosintesis sehingga bisa memenuhi kebutuhan makan diri sendiri maka disebut organisme autotrop.
Animalia sebagai fagotrop, yaitu organisme heterotrop yang menelan makanan berbentuk padat dan menggunakan senyawa organik sebagai sumber energinya. Fungi merupakan organisme heterotrofik dan saprofitik yang memperoleh nutrisi dari organisme yang telah mati. jika fungi mengambil nutrisi dengan cara mengambil dari organisme hidup lain maka disebut parasitik.
c. Sistem empat kingdom
Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi empat dunia, yaitu Plantae, Animalia, Fungi, dan Prokariotik. Prokariotik adalah organisme yang mempunyai inti, tetapi intinya tidak memiliki membran inti.
d. Sistem lima kingdom
R.H. Whittaker mengelompokkan organisme menjadi lima dunia berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya. Kelima dunia tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kingdom Monera
Monera meliputi makhluk hidup yang sangat sederhana. Termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan alga biru (Cyanophyta). Monera bersifat prokariotik, sel-selnya mempunyai nukleus atau inti sel yang tidak bermembran. Sel-selnya membelah secara sederhana, yaitu dengan amitosis. Kromosomnya tunggal dan berbentuk melingkar. Klorofil tersebar dan tidak terlindung oleh membran.
2) Kingdom Protista
Termasuk ke dalam kingdom ini adalah organisme yang bersel tunggal bersifat eukariotik. Eukariotik berarti inti sel-selnya telah bermembran, meliputi protozoa dan alga. Sistem klasifikasi ini dirintis oleh Ernst Haeckel (1834-1919)
3) Kingdom Mycota
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak bisa mensintesa makanan sendiri atau bersifat heterotrop, ada yang bersifat parasit, ada juga yang bersifat saprofit. Termasuk di dalamnya adalah berbagai jamur, seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur oncom.
4) Kingdom Plantae
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis, yaitu makhluk hidup yang mempunyai klorofil, sehingga bisa hidup tanpa mengambil energi dari organisme lain. Makhluk itu disebut organisme autotrop. Termasuk di dalamnya adalah Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
5) Kingdom Animalia
Kingdom ini meliputi makhluk hidup eukariotik bersel banyak, bersifat heterotrop, meliputi Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa, Nematoda, Rotifera, Annelida, Molusca, Arthropoda, Echinoder- mata dan Chordata.
e. Sistem enam kingdom
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong ilmuwan untuk selalu mengembangkan hasil penelitian termasuk pengelompokan makhluk hidup menjadi enam kingdom. Sistem pengelompokan enam kingdom adalah Archaea (Eubacteria), Bacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Kingdom Archea dan Bacteria mempunyai ciri-ciri antara lain, prokariotik, bahan genetik (DNA) tidak berstruktur dalam bentuk nukleus, DNA terbisa pada nuclear area (nukleoid), tidak mempunyai organel (organel tidak bermembran), umumnya lebih kecil dari sel eukariotik, kecuali bakteri Epulofosculum fishelsoni (650µm = 0,65mm) dan Thiomargarrita namimbiensis (800µm = 0,80 mm).
Iklan:
harga pom mini
Nah itulah Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya
EmoticonEmoticon