Jumat, 21 Juli 2017

Pengertian Bakteri beserta Ciri-cirinya

Pengertian Bakteri beserta Ciri-cirinya - Pernahkah Anda berpikir bahwa di dalam tubuh Anda ini terbisa berjuta-juta bakteri yang bersimbiosis mutualisme, parasitisme, ataupun saprofit dengan tubuh Anda? Bakteri bisa Anda jumpai di berbagai tempat. Di tubuh Anda Contohnya, bakteri terbisa di permukaan kulit, dalam sistem pencernaan, dalam kotoran gigi yang membusuk, ataupun di kulit kepala Anda.

Tubuh bakteri yang sangat kecil dan cara hidup yang beraneka ragam memungkinkan bakteri untuk hidup dimana saja sehingga bakteri bisa ditemukan di mana-mana. Contohnya, di dalam tanah, dalam air, dalam sisa-sisa makhluk hidup, dalam tubuh manusia, bahkan dalam sebutir debu. Luasnya distribusi bakteri ini menyebabkan bakteri sering disebut juga dengan kosmopolit.

Biasanya, bakteri bersifat heterotrof dan bisa hidup sebagai saprofit atau parasit. Ada juga bakteri yang bisa membuat makanan sendiri yang disebut bakteri autotrof. Untuk lebih jelasnya, marilah Anda perdalam dengan artikel ini.
 
Pengertian Bakteri beserta Ciri-cirinya
Pengertian Bakteri beserta Ciri-cirinya

1. Ciri-Ciri Bakteri

Bakteri merupakan makhluk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri bisa berbentuk batang, spiral, atau bola. Bentuk tubuh ini bisa dijadikan dasar klasifikasi bakteri.
 
Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup beserta Gambar dan Contohnya

Ukuran bakteri yang paling besar kira-kira 100 m. Ada pula yang kurang dari 1 m dan yang terkecil kurang lebih berukuran 0,1 m (1 mikron = 0,001 mm). Bakteri hanya bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Ukuran bakteri yang lebih kecil dari 0,1 m hanya bisa diamati dengan mikroskop elektron. Sekumpulan bakteri bisa membentuk koloni. Contohnya, pada makanan yang telah busuk, koloni bakteri bisa terlihat dalam bentuk cairan kental, lengket seperti lendir yang berwarna putih kekuningan.

Baca juga: Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya beserta Gambarnya

Bakteri tidak mengandung klorofil sehingga tidak bisa membuat makanan sendiri. Berdasarkan sumber zat makanannya, bakteri dibagi menjadi bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri heterotrof terbagi menjadi bakteri saprofit dan parasit. Berdasarkan kebutuhan oksigen- nya, bakteri bisa dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob.

2. Struktur Tubuh Bakteri

Bakteri berukuran sangat kecil sehingga struktur tubuhnya sulit untuk diamati. Tubuh bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang lebih mendekati pada sel hewan. Dinding sel dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma.

Di dalam sitoplasma tersebar butiran-butiran nukleotida yang mengandung DNA, belum terbisa inti dengan membran inti seperti pada sel Biasanya. Belum terbisa plastida dan zat warna. Sebagian bakteri ada yang mempunyai karotenoida.

Jika dilihat dari struktur luarnya, bentuk bakteri akan beraneka ragam, yaitu berbentuk batang, spiral, dan bola. Bentuk tubuh ini bisa dijadikan dasar klasifikasi bakteri. Jika bakteri cocus membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat berpasangan dua dua, disebut diplococus, contohnya, Diplococus bacillus.

Apabila selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris seperti rantai, disebut streptococus, Contohnya, Spirillum. Jika selnya membelah diri pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel, disebut tetracocus (Pediococcus cerevisiae).

Apabila selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur, disebut stafilcocus, Contohnya, Staphylococcus aureus.

Apabila selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu pola teratur membentuk penataan seperti kubus, disebut sarsina, Contohnya, Sarcina ventriculi.

Bakteri yang berbentuk spiral biasanya tidak berkelompok. Spirillum dibedakan menjadi (1) bentuk spiral (berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran), Contohnya, Spirillum minor, (2) koma (berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran, pendek, dan tidak lengkap), Contohnya, Vibrio comma, dan (3) spiroseta (berupa spiral yang halus dan lentur), Contohnya, Treponema pallidium.

Plasma bakteri banyak mengandung vakuola-kecil yang berisi cadangan makanan, seperti glikogen, amilosa, lemak, zat putih telur, dan vulotin.

Biasanya, bakteri bergerak pasif, tetapi ada juga yang bisa bergerak aktif dalam medium cair. Pada fase tertentu, bakteri tersebut bisa membentuk rambut-rambut plasma yang bisa menembus dinding plasma. Rambut plasma ini disebut bulu cambuk atau flagel. Jumlah flagel bisa berbeda-beda, Contohnya, monorik (satu flagel pada salah satu kutubnya), subpolar (dua flagel masing-masing di bawah kutubnya), lofotrik (ada seberkas flagel pada salah satu kutubnya), dan peritrik (flagel menyebar di seluruh permukaan sel).

Dengan mikroskop, terlihat tiga struktur utama di luar dinding sel walaupun tidak semua bakteri memiliki ketiga struktur tersebut. Ketiga struktur tersebut yaitu flagel, pili, dan kapsul.

Mengenai flagel, telah dijelaskan di atas. Sekarang Anda juga perlu mengetahui tentang pili dan kapsul.

Pili (fimbriae), berupa filamen atau benang, lebih kecil, lebih banyak, dan lebih pendek daripada flagel. Pili hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron dan tidak berhubungan dengan pergerakan. Fungsi pili yaitu sebagai pintu gerbang bagi masuknya materi genetik selama perkawinan dan berfungsi membantu untuk melekatkan diri pada jaringan hewan atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya.

Kapsul atau lapisan lendir merupakan bahan kental yang mengelilingi dinding sel bakteri. Kapsul penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan sebagai penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab penyakit, kapsul bisa berfungsi meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya virulensi.

Selain tiga struktur utama di luar tubuh bakteri, terbisa struktur dalam tubuh bakteri. Setelah kapsul ditemukan tubuh bakteri yang batas terluarnya yaitu dinding sel, kemudian di bawahnya terbisa membran sel. Membran sel pada bagian tertentu membentuk mesosom, lalu bagian dalam tubuh terbisa sitoplasma dan struktur-struktur di dalam sitoplasma.

3. Reproduksi Bakteri

Bakteri bisa berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Proses pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner melintang. Pembelahan biner melintang yaitu pembelahan yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik). Sel anakan hasil pembelahan ini akan membentuk suatu koloni yang bisa dijadikan satu tanda pengenal untuk jenis bakteri.

Contohnya, bakteri yang terdiri dari sepasang sel (diplococcus), delapan sel membentuk kubus (sarcina), dan berbentuk rantai (streptococus).

Reproduksi bakteri bisa berlangsung dengan sangat cepat. Pada keadaan optimal, beberapa jenis bakteri bisa membelah setiap 20 menit. Dalam satu jam bakteri bisa berkembang biak menjadi berjuta-juta sel. Coba Anda hitung kalau setiap 20 menit bakteri bisa membelah, berapa jumlah bakteri yang dihasilkan dari 1 bakteri dalam waktu 24 jam. Diskusikan dengan guru dan teman-teman anda, apa yang akan terjadi kalau perkembangbiakan bakteri ini terus-menerus berlangsung tanpa ada faktor yang membatasinya?

Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri bisa mempertahankan diri dengan pembentukan spora. Akan tetapi, ada juga jenis bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini yaitu cahaya matahari yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.

Keadaan tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun populasi bakteri sangat besar, tetap saja bisa dikendalikan oleh faktor-faktor penghambat sehingga peranan bakteri di alam sebagai salah satu peng- urai bisa seimbang dengan makhluk hidup produsen dan konsumen.

Dalam keadaan normal, spora akan tumbuh kembali menjadi satu sel bakteri.

Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri bisa terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.

a. Transformasi yaitu pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.

b. Konjugasi yaitu penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung.

c. Transduksi yaitu pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.

4. Macam-macam Bakteri
Dalam subbab ini akan dibahas tentang bakteri berdasarkan cara memperoleh makanannya dan kebutuhan oksigennya.

a. Berdasarkan Cara Memperoleh Makanannya
1) Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof yaitu bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya karena tidak bisa membuat makanan sendiri. Bakteri ini bisa hidup secara saprofit dan parasit.

Bakteri saprofit yaitu bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati, Contohnya, sampah, bangkai, atau kotoran. Bakteri ini sering disebut sebagai bakteri pembersih karena bisa menguraikan sampah-sampah organik sehingga menguntungkan bagi manusia. contohnya, bakteri Eschericia coli yang berperan sebagai pembusuk sisa makanan dalam usus besar dan bakteri Lactobacillus garicus yang berperan dalam pembuatan yogurt.

Bakteri parasit yaitu bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena bisa menimbulkan penyakit. 
 
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini, antara lain, kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.
- TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, 
- Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenterriae, sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, 
- Radang paru-paru (pneumoniae) disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumoniae. 
- Penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bisa melalui makanan, minuman, pernapasan, ataupun kontak langsung dengan penderita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2) Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof yaitu bakteri yang bisa membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal energi yang digunakan, bakteri autotrof bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoatotrof.

Bakteri kemoautotrof yaitu bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, Contohnya, proses oksidasi senyawa tertentu. Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidkan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang, Nitosococcus, dan Nitrobacter.

Bakteri fotoautotrof yaitu bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini yaitu bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga bisa melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. Contohnya bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna, antara lain, dari golongan Thiorhodaceae (bakteri belerang berzat warna).

b. Berdasarkan Kebutuhan Oksigennya
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri bisa dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob.

1) Bakteri Aerob
Bakteri aerob yaitu bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup secara aerob bisa memecah gula menjadi air, CO2, dan energi. Bakteri aerob secara obligat yaitu bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, Contohnya, bakteri Nitrosomonas.

2) Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob yaitu bakteri yang bisa hidup tanpa oksigen bebas. Contohnya, bakteri asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Akan tetapi, jika bakteri tersebut bisa hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau bisa hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.


EmoticonEmoticon