Pengertian Ekosistem dan Contohnya serta Komponennya - Pernahkah Anda berjalan-jalan di suatu persawahan di pagi hari? Selain tanaman padi, apakah Anda menemukan makhluk hidup lain? Apakah belalang, tikus, ular, katak, dan elang bisa Anda jumpai di tempat itu? bisakah Anda menemukan hubungan antara makhluk hidup tersebut? Lalu, bagaimana hubungan antara makhluk hidup tersebut dengan lingkungan hidupnya?
Pengertian Ekosistem dan Contohnya serta Komponennya
Interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi inilah yang disebut ekosistem.
Pada kenyataannya, makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungannya, baik itu makhluk hidup lainnya (biotik) maupun makhluk yang tidak hidup (abiotik). Dengan interaksi antara kedua komponen tersebut, ekosistem akan selalu tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan ekosistem. Sumber utama ekosistem adalah cahaya matahari. Ketika Anda berjalan-jalan ke laut, Anda akan menemukan ekosistem laut. Demikian juga ketika Anda berjalan-jalan ke kebun, pegunungan, sungai, dan kolam, Anda akan menemukan ekosistem kebun, pegunungan, sungai, dan kolam.
Apa sajakah satuan-satuan dalam ekosistem? Apa saja komponen penyusun ekosistem? Apakah keseimbangan ekosistem? Bagaimanakah saling ketergantungan antar makhluk hidup? Mari kita simak uraian berikut ini.
Satuan satuan dalam Ekosistem
Ekosistem tersusun atas makhluk hidup dan makhluk yang tidak hidup. Sebagai contoh, ekosistem sawah terdiri atas hewan dan tumbuhan yang hidup bersama-sama. Pada ekosistem sawah tersebut, terdapat rumput, tanaman padi, belalang, ulat, tikus, burung pemakan ulat, burung elang, dan masih banyak.
Pada kenyataannya, makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungannya, baik itu makhluk hidup lainnya (biotik) maupun makhluk yang tidak hidup (abiotik). Dengan interaksi antara kedua komponen tersebut, ekosistem akan selalu tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan ekosistem. Sumber utama ekosistem adalah cahaya matahari. Ketika Anda berjalan-jalan ke laut, Anda akan menemukan ekosistem laut. Demikian juga ketika Anda berjalan-jalan ke kebun, pegunungan, sungai, dan kolam, Anda akan menemukan ekosistem kebun, pegunungan, sungai, dan kolam.
Apa sajakah satuan-satuan dalam ekosistem? Apa saja komponen penyusun ekosistem? Apakah keseimbangan ekosistem? Bagaimanakah saling ketergantungan antar makhluk hidup? Mari kita simak uraian berikut ini.
Satuan satuan dalam Ekosistem
Ekosistem tersusun atas makhluk hidup dan makhluk yang tidak hidup. Sebagai contoh, ekosistem sawah terdiri atas hewan dan tumbuhan yang hidup bersama-sama. Pada ekosistem sawah tersebut, terdapat rumput, tanaman padi, belalang, ulat, tikus, burung pemakan ulat, burung elang, dan masih banyak.
Ekosistem Sawah |
Dalam ekosistem, terdapat satuan-satuan makhluk hidup. Individu, populasi, komunitas, biosfer yang adalah satuan makhluk hidup dalam satu ekosistem, dan sinar matahari sangat berperan pada kelangsung- an hidup satuan-satuan ekosistem tersebut.
Individu
Pernahkah Anda melihat seekor domba atau seekor ayam atau sebatang pohon mangga? Seekor domba atau seekor ayam dinamakan individu. Demikian juga dengan sebatang pohon mangga. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal. bisakah Anda menyebutkan individu- individu yang lainnya yang ada di sekitarmu?
Populasi
Sekumpulan domba di padang rumput disebut populasi domba. Sekumpulan ikan nila di dalam kolam air tawar disebut populasi ikan nila. apabila di dalam kolam tersebut juga ditumbuhi sekumpulan tumbuhan teratai, berarti dalam kolam tersebut juga terdapat populasi tumbuhan teratai. Kumpulan individu-individu yang sama bisa mem- bentuk populasi. Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang hidup dalam suatu habitat tertentu. Dari contoh di atas, bisakah Anda menyebutkan contoh-contoh populasi yang lain?
Kepadatan Populasi
Besarnya populasi ditunjukkan oleh jumlah individu di dalam suatu populasi per satuan luas. Besarnya populasi per satuan luas ini disebut kepadatan populasi. Misalkan, satu areal perkebunan murbai luasnya 1.000 m2. Dalam kebun tersebut terdapat 1.000 pohon murbai dan 20.0 ekor ulat sutra. Itu berarti kepadatan populasi pohon murbai adalah 1.000 pohon/1.000 m2 atau 1 pohon/m2 dan kepadatan populasi ulat sutra adalah 20.000 ekor/1.000 m2 atau 20 ekor/m2.
Perubahan Populasi
Perubahan populasi bisa terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan ini terjadi karena adanya pertambahan atau pengurangan jumlah populasi. Berkurang atau bertambahnya populasi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, contohnya seperti perubahan musim, imigrasi, ataupun emigrasi. Imigrasi adalah pertambahan populasi karena adanya kelahiran (natalitas) dan pendatang dari tempat yang lain, sedangkan emigrasi adalah berkurangnya populasi karena adanya kematian (mortalitas) dan perginya individu ke tempat yang lain.
Coba Anda perhatikan kolam ikan yang ada di rumah Anda atau teman Anda. Di dalam kolam ikan air tawar, terdapat sekumpulan ikan nila, sekumpulan tumbuhan teratai, sekumpulan ganggang hijau, dan sekumpulan katak. Sekumpulan populasi yang hidup dalam air tawar ini disebut sebagai komunitas kolam air tawar. Komunitas adalah sekumpulan berbagai macam populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Suatu komunitas tersusun dari semua populasi yang hidup dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.
Komunitas
Komunitas ikan air tawar selalu berhubungan dengan kolam ikan, air, udara, tanah, dan sinar matahari. Komunitas tidak bisa terlepas dari pengaruh lingkungan yang tidak hidup di sekitarnya. Antara komunitas dan lingkungan yang tidak hidupnya terbentuk suatu interaksi atau hubungan yang saling memengaruhi satu sama lain dalam membentuk suatu sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan hidupnya yang saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Oleh karena itu, ekosistem disebut juga sistem lingkungan.
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem bisa dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk karena pengaruh alam sekitar dan bukan karena campur tangan manusia. contohnya, sungai, laut, danau, hutan, dan gunung, sedangkan ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibentuk oleh manusia, contohnya, kolam ikan, akuarium, waduk, dan sawah.
Biosfer
Ekosistem memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ekosistem yang kecil akan membentuk ekosistem yang lebih besar. Seluruh ekosistem di muka bumi ini akan membentuk satu ekosistem yang lebih besar yang disebut biosfer.
Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun dari komponen hidup (biotik) dan komponen yang tidak hidup (abiotik). Antara kedua komponen tersebut saling berinteraksi.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Produsen berfungsi sebagai penghasil makanan, konsumen sebagai pemakan, dan dekomposer menjadi pengurainya.
a. Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang bisa menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Ingatkah Anda tentang fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan? Semua tumbuhan berklorofil adalah produsen karena bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Fotosintesis bisa terjadi dengan bantuan cahaya matahari. Hasil fotosintesis berupa gula yang kemudian bisa diurai menjadi lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang adalah sumber energi bagi makhluk hidup lainnya.
b. Konsumen
Konsumen adalah makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Singkatnya, konsumen adalah pemakan.
Manusia, hewan, dan tumbuhan yang tidak berklorofil adalah konsumen karena tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan yang tidak berklorofil disebut konsumen. Dengan demikian, kehidupan konsumen sangat bergantung kepada produsen.
Konsumen bisa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) adalah konsumen yang memakan tumbuhan secara langsung, contohnya seperti hewan pemakan tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing, dan kuda.
2) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, contohnya seperti burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Umumnya adalah hewan pemakan daging (karnivora).
Baca juga: Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
3) Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat kedua, contohnya seperti burung elang pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
4) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga.
Manusia sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.
c. Dekomposer (Pengurai)
Pernahkah Anda bayangkan bagaimana apabila di alam ini tidak terdapat mikroorganisme pengurai (dekomposer)? Sampah tidak terurai, bangkai binatang akan teronggok begitu saja hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Menakutkan bukan? Namun, jangan khawatir. Semua itu tidak akan terjadi karena Tuhan telah mencipyang tidakan makhluk hidup kecil yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Makhluk hidup kecil ini adalah mikroorganisme pengurai atau sering disebut dekomposer. Onggokan sampah yang menumpuk akan diurai oleh bakteri pembusuk dan jamur. Sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sisa bahan organik lainnya akan menjadi makanan bagi bakteri pembusuk. Setelah diurai oleh bakteri, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah.
Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya sehingga tanaman sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati dan diuraikan oleh dekomposer.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Produsen berfungsi sebagai penghasil makanan, konsumen sebagai pemakan, dan dekomposer menjadi pengurainya.
a. Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang bisa menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Ingatkah Anda tentang fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan? Semua tumbuhan berklorofil adalah produsen karena bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Fotosintesis bisa terjadi dengan bantuan cahaya matahari. Hasil fotosintesis berupa gula yang kemudian bisa diurai menjadi lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang adalah sumber energi bagi makhluk hidup lainnya.
b. Konsumen
Konsumen adalah makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Singkatnya, konsumen adalah pemakan.
Manusia, hewan, dan tumbuhan yang tidak berklorofil adalah konsumen karena tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan yang tidak berklorofil disebut konsumen. Dengan demikian, kehidupan konsumen sangat bergantung kepada produsen.
Konsumen bisa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) adalah konsumen yang memakan tumbuhan secara langsung, contohnya seperti hewan pemakan tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing, dan kuda.
2) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, contohnya seperti burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Umumnya adalah hewan pemakan daging (karnivora).
Baca juga: Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
3) Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat kedua, contohnya seperti burung elang pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
4) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga.
Manusia sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.
Ekosistem |
c. Dekomposer (Pengurai)
Pernahkah Anda bayangkan bagaimana apabila di alam ini tidak terdapat mikroorganisme pengurai (dekomposer)? Sampah tidak terurai, bangkai binatang akan teronggok begitu saja hingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Menakutkan bukan? Namun, jangan khawatir. Semua itu tidak akan terjadi karena Tuhan telah mencipyang tidakan makhluk hidup kecil yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Makhluk hidup kecil ini adalah mikroorganisme pengurai atau sering disebut dekomposer. Onggokan sampah yang menumpuk akan diurai oleh bakteri pembusuk dan jamur. Sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sisa bahan organik lainnya akan menjadi makanan bagi bakteri pembusuk. Setelah diurai oleh bakteri, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah.
Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya sehingga tanaman sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati dan diuraikan oleh dekomposer.
Untuk mengamati kerja bakteri pembusuk, cobalah Anda buat suatu percobaan. Pernahkah Anda membuat pupuk kompos? Pupuk kompos ini adalah hasil kerja bakteri pembusuk. Selain Anda bisa belajar biologi, Anda juga bisa memanfaatkan hasil kerja bakteri ini untuk menambah penghasilan. Bukankah sekarang banyak sekali toko-toko tanaman hias yang membutuhkan? Anda bisa mencobanya. Nah, menarik bukan, belajar biologi sambil berwirausaha?
Setelah Anda memerhatikan semua komponen abiotik, Anda juga perlu mengetahui sumber makanan yang diperoleh. Berdasarkan sumber makanan makhluk hidup, komponen biotik bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Makhluk Hidup Autotrof
Makhluk hidup Autotrof adalah makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini adalah semua makhluk hidup yang mengandung klorofil sehingga dengan bantuan sinar matahari bisa melakukan fotosintesis. Contohnya, produsen atau tumbuhan hijau.
2) Makhluk Hidup Heterotrof
Makhluk hidup Heterotrof adalah makhluk hidup yang tidak bisa membuat makanan sendiri karena tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini bisa memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain. Contohnya makhluk hidup herbivor, karnivor, dan omnivor.
a. Cahaya Matahari
Dalam berfotosintesis, tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak bisa melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Secara tidak langsung, cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam ekosistem.
Selain itu, cahaya matahari juga berpengaruh pada keberadaan siang, malam, dan suhu lingkungan.
b. Oksigen dan Karbon Dioksida
Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam proses respirasi. Pada respirasi dikeluarkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen. Dengan demikian, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan dan fotosintesis.
c. Air
Untuk mempertahankan hidupnya, setiap makhluk hidup membutuhkan air. Tubuh makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.
d. Tanah
Tanah adalah tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu, tanah adalah sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Tanah adalah tempat hidup berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam. Pada tanah gembur terdapat lebih banyak makhluk hidup daripada pada tanah tandus. Bagi tumbuhan, tanah adalah tempat tumbuh tanaman tersebut. Bisa dikatakan bahwa secara langsung atau tidak langsung, semua makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya bergantung pada tanah.
e. Suhu
Seperti telah disebutkan di atas bahwa adanya cahaya matahari sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya suhu. ketika matahari bersinar terik dengan intensitas yang tinggi, suhu udara akan meningkat sehingga udara terasa panas. Sebaliknya, apabila matahari tidak terik dan intensitas penyinarannya rendah, suhu udara akan menurun sehingga udara terasa sejuk sampai dingin.
Terjadinya perubahan suhu dari panas ke dingin atau sebaliknya sangat berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini bisa mengakibatkan perubahan iklim dan curah hujan.
f. Kelembapan
Daerah yang berhawa dingin seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang berhawa panas seperti pantai. Tumbuhan yang hidup di dua daerah tersebut juga berbeda. Pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang membutuhkan sedikit sinar matahari, seperti paku-pakuan, lumut, dan anggrek-anggrekan yang Umumnya hidup secara epifit pada batu-batu lembap, batang kayu basah, dan lainnya. Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan, seperti bakau dan pohon kelapa.
c. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat berpengaruh pada suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut bisa disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Betapa kuatnya pertahanan ekosistem pada perubahan. Umumnya, batas mekanisme homeostatis bisa dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia. contohnya seperti pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang parah pada ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung yang melampaui batas homeostatis sehingga bisa merusak mekanisme homeostatis ekosistem hutan.
D. Saling Ketergantungan (Interdependensi)
Dari uraian yang terdahulu jelas terlihat bahwa ada saling ketergantungan di antara komponen penyusun ekosistem, baik itu komponen biotik maupun komponen abiotik. Hewan dan manusia bergantung kepada tumbuhan. Tumbuhan, hewan, dan manusia sangat bergantung pada lingkungannya. Berikut diuraikan hubungan saling ketergantungan tersebut.
Sebagai contoh, apabila musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus pemakan batang padi tidak memperolah makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun. Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih memperolah makanan untuk bertahan hidup dan sebagian kembali akan mati karena tidak kebagian makanan.
Setelah Anda memerhatikan semua komponen abiotik, Anda juga perlu mengetahui sumber makanan yang diperoleh. Berdasarkan sumber makanan makhluk hidup, komponen biotik bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Makhluk Hidup Autotrof
Makhluk hidup Autotrof adalah makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini adalah semua makhluk hidup yang mengandung klorofil sehingga dengan bantuan sinar matahari bisa melakukan fotosintesis. Contohnya, produsen atau tumbuhan hijau.
2) Makhluk Hidup Heterotrof
Makhluk hidup Heterotrof adalah makhluk hidup yang tidak bisa membuat makanan sendiri karena tidak bisa mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini bisa memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain. Contohnya makhluk hidup herbivor, karnivor, dan omnivor.
a. Cahaya Matahari
Dalam berfotosintesis, tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak bisa melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Secara tidak langsung, cahaya matahari adalah sumber energi utama dalam ekosistem.
Selain itu, cahaya matahari juga berpengaruh pada keberadaan siang, malam, dan suhu lingkungan.
b. Oksigen dan Karbon Dioksida
Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam proses respirasi. Pada respirasi dikeluarkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen. Dengan demikian, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan dan fotosintesis.
c. Air
Untuk mempertahankan hidupnya, setiap makhluk hidup membutuhkan air. Tubuh makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.
d. Tanah
Tanah adalah tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu, tanah adalah sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Tanah adalah tempat hidup berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam. Pada tanah gembur terdapat lebih banyak makhluk hidup daripada pada tanah tandus. Bagi tumbuhan, tanah adalah tempat tumbuh tanaman tersebut. Bisa dikatakan bahwa secara langsung atau tidak langsung, semua makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya bergantung pada tanah.
e. Suhu
Seperti telah disebutkan di atas bahwa adanya cahaya matahari sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya suhu. ketika matahari bersinar terik dengan intensitas yang tinggi, suhu udara akan meningkat sehingga udara terasa panas. Sebaliknya, apabila matahari tidak terik dan intensitas penyinarannya rendah, suhu udara akan menurun sehingga udara terasa sejuk sampai dingin.
Terjadinya perubahan suhu dari panas ke dingin atau sebaliknya sangat berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini bisa mengakibatkan perubahan iklim dan curah hujan.
f. Kelembapan
Daerah yang berhawa dingin seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang berhawa panas seperti pantai. Tumbuhan yang hidup di dua daerah tersebut juga berbeda. Pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang membutuhkan sedikit sinar matahari, seperti paku-pakuan, lumut, dan anggrek-anggrekan yang Umumnya hidup secara epifit pada batu-batu lembap, batang kayu basah, dan lainnya. Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan, seperti bakau dan pohon kelapa.
c. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat berpengaruh pada suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut bisa disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Betapa kuatnya pertahanan ekosistem pada perubahan. Umumnya, batas mekanisme homeostatis bisa dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia. contohnya seperti pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang parah pada ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung yang melampaui batas homeostatis sehingga bisa merusak mekanisme homeostatis ekosistem hutan.
D. Saling Ketergantungan (Interdependensi)
Dari uraian yang terdahulu jelas terlihat bahwa ada saling ketergantungan di antara komponen penyusun ekosistem, baik itu komponen biotik maupun komponen abiotik. Hewan dan manusia bergantung kepada tumbuhan. Tumbuhan, hewan, dan manusia sangat bergantung pada lingkungannya. Berikut diuraikan hubungan saling ketergantungan tersebut.
Sebagai contoh, apabila musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus pemakan batang padi tidak memperolah makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun. Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih memperolah makanan untuk bertahan hidup dan sebagian kembali akan mati karena tidak kebagian makanan.
Akan tetapi, ketika musim penghujan, petani mulai menanam padi maka ulat pemakan daun padi dan tikus pengerat batang padi akan meningkat jumlahnya karena adanya peningkatan jumlah makanan tersebut, yang diikuti juga dengan kenaikan jumlah burung pemakan ulat, dan ular pemakan tikus akan berkembang pesat pula.
1. Saling Ketergantungan antara Komponen Penyusun Ekosistem
Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi:
a. saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik;
b. saling ketergantungan antar komponen biotik:
1) saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies);
2) saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).
a. Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen Abiotik
Peran dan fungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak dibahas di bagian depan bab ini. Selanjutnya, pada subbab ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua komponen penyusun ekosistem tersebut.
Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang bisa menyuburkan tanah karena ketika berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga udara. Rongga udara tersebut bisa membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen untuk bernapas.
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, contohnya seperti bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang bisa membantu menyuburkan tanah karena bisa menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan bisa menahan keberadaan air tanah. bisakah Anda menyebutkan contoh yang lain?
Peran dan fungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak dibahas di bagian depan bab ini. Selanjutnya, pada artikel ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua komponen penyusun ekosistem tersebut.
Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang bisa menyuburkan tanah karena ketika berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga udara. Rongga udara tersebut bisa membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen untuk bernapas.
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, contohnya seperti bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang bisa membantu menyuburkan tanah karena bisa menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan bisa menahan keberadaan air tanah. bisakah Anda menyebutkan contoh yang lain?
b. Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik
Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain dalam suatu ekosistem. Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini dibagi kembali menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup yang sejenis dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang tidak sejenis.
Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup beserta Gambar dan Contohnya
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, contohnya seperti adanya ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi ketika akan melakukan perkawinan, hewan jantan membutuhkan hewan betina, demikian juga hewan betina membutuhkan hewan jantan.
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antarmakhluk hidup yang berbeda jenis terjadi pada produsen, konsumen, dan dekomposer
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, contohnya seperti adanya ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi ketika akan melakukan perkawinan, hewan jantan membutuhkan hewan betina, demikian juga hewan betina membutuhkan hewan jantan.
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antarmakhluk hidup yang berbeda jenis terjadi pada produsen, konsumen, dan dekomposer
a. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan makanan. Dalam satu ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai makanan. Rantai makanan bisa diartikan pula sebagai pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup yang makan dan dimakan.
Sebagai contoh, marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah. Di sawah terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh katak, katak dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh dekomposer, dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi tumbuh- tumbuhan. Begitu seterusnya hingga siklus berulang kembali.
b. Jaring-Jaring Makanan
Apabila dalam rantai makanan bisa ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring makanan ini, peristiwa makan dan dimakan tidak sesederhana yang Anda bayangkan karena satu makhluk hidup bisa memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu makhluk hidup bisa dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling bersilangan.
Dalam kehidupan ini, rantai makanan bisa saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga bisa membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut jaring-jaring makanan.
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa ketika terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya. contohnya seperti dari produsen ke konsumen I, dari konsumen I ke konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke atas semakin mengecil. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga membutuhkan air, oksigen, dan mineral. Jaring-jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut daur biogeokimia.
Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup. Pernahkah Anda membayangkan bahwa dalam nasi atau makanan yang Anda makan ada molekul zat yang berasal dari molekul zat yang pernah dikeluarkan oleh tubuh Anda sendiri?
1. Saling Ketergantungan antara Komponen Penyusun Ekosistem
Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi:
a. saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik;
b. saling ketergantungan antar komponen biotik:
1) saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies);
2) saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).
a. Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen Abiotik
Peran dan fungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak dibahas di bagian depan bab ini. Selanjutnya, pada subbab ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua komponen penyusun ekosistem tersebut.
Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang bisa menyuburkan tanah karena ketika berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga udara. Rongga udara tersebut bisa membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen untuk bernapas.
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, contohnya seperti bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang bisa membantu menyuburkan tanah karena bisa menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan bisa menahan keberadaan air tanah. bisakah Anda menyebutkan contoh yang lain?
Peran dan fungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak dibahas di bagian depan bab ini. Selanjutnya, pada artikel ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua komponen penyusun ekosistem tersebut.
Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang bisa menyuburkan tanah karena ketika berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga udara. Rongga udara tersebut bisa membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen untuk bernapas.
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, contohnya seperti bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang bisa membantu menyuburkan tanah karena bisa menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan bisa menahan keberadaan air tanah. bisakah Anda menyebutkan contoh yang lain?
b. Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik
Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain dalam suatu ekosistem. Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini dibagi kembali menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup yang sejenis dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang tidak sejenis.
Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup beserta Gambar dan Contohnya
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, contohnya seperti adanya ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi ketika akan melakukan perkawinan, hewan jantan membutuhkan hewan betina, demikian juga hewan betina membutuhkan hewan jantan.
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antarmakhluk hidup yang berbeda jenis terjadi pada produsen, konsumen, dan dekomposer
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, contohnya seperti adanya ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi ketika akan melakukan perkawinan, hewan jantan membutuhkan hewan betina, demikian juga hewan betina membutuhkan hewan jantan.
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antarmakhluk hidup yang berbeda jenis terjadi pada produsen, konsumen, dan dekomposer
a. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan makanan. Dalam satu ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai makanan. Rantai makanan bisa diartikan pula sebagai pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup yang makan dan dimakan.
Sebagai contoh, marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah. Di sawah terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh katak, katak dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh dekomposer, dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi tumbuh- tumbuhan. Begitu seterusnya hingga siklus berulang kembali.
b. Jaring-Jaring Makanan
Apabila dalam rantai makanan bisa ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring makanan ini, peristiwa makan dan dimakan tidak sesederhana yang Anda bayangkan karena satu makhluk hidup bisa memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu makhluk hidup bisa dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling bersilangan.
Dalam kehidupan ini, rantai makanan bisa saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga bisa membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut jaring-jaring makanan.
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa ketika terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya. contohnya seperti dari produsen ke konsumen I, dari konsumen I ke konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke atas semakin mengecil. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga membutuhkan air, oksigen, dan mineral. Jaring-jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut daur biogeokimia.
Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup. Pernahkah Anda membayangkan bahwa dalam nasi atau makanan yang Anda makan ada molekul zat yang berasal dari molekul zat yang pernah dikeluarkan oleh tubuh Anda sendiri?
Mungkin itu satu molekul air atau satu molekul hidrogen yang pernah singgah di dalam tubuh Anda mengikuti daur materi hingga akhirnya singgah kembali di dalam tubuh Anda. Bagian tubuh itu mungkin berasal dari bagian tubuh hewan yang telah punah berjuta tahun yang lalu atau mungkin juga bagian tubuh Anda yang sudah Anda keluarkan besok menjadi bagian tubuh makhluk hidup di masa yang akan datang. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa aliran materi yang dibutuhkan dunia kehidupan pada dasarnya berasal dari dua arah karena keterbatasan bahan kimia sehingga perlu dimanfaatkan kembali melalui proses perputaran (siklus).
Kesimpulan
1. Interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi disebut dengan ekosistem.
2. a. Ekosistem tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik.
b. Komponen biotik adalah bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen berfungsi sebagai penghasil makanan, konsumen sebagai pemakan, dan dekomposer menjadi pengurainya.
d. Satuan makhluk hidup dalam satu ekosistem adalah individu, pupulasi, komunitas, dan biosfer. Sinar matahari sangat berperan terhadap kelangsungan hidup satuan-satuan ekosistem tersebut.
e. Berdasarkan sumber makanannya, makhluk hidup dari komponen biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makhluk hidup autotrof dan makhluk hidup heterotrof.
3. Keseimbangan ekosistem harus selalu dijaga agar setiap makhluk hidup dapat melakukan aktivitas dengan baik.
4. Daur biogeokimia meliputi daur karbon, daur nitrogen, daur belerang, daur fosfor, dan daur hidrologik.
5. a. Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik serta saling ketergantungan antarkomponen biotik. Saling ketergantungan antarkomponen biotik terbagi lagi menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies) dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).
b. Saling ketegantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi dalam suatu ekosistem. Gejala ini terjadi pada peristiwa makan dan dimakan. Dari peristiwa ini, akan terbentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.
c. Dalam suatu ekosistem, fotosintesis oleh tumbuhan hijau dan pernapasan oleh makhluk hidup berperan penting dalam penyediaan makanan bagi makhluk hidup.
d. Rantai makanan dan jaring-jaring makanan merupakan proses pemindahan makanan dan energi ke dalam tubuh makhluk hidup.
e. Bentuk interaksi antarmakhluk hidup berupa simbiosis, antibiosis, predatorisme, dan kompetisi.
f. Bentuk interaksi simbiosis dibedakan menjadi simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
Nah itulah Pengertian Ekosistem dan Contohnya serta Komponennya, semoga bermanfaat! Terimakasih
2. a. Ekosistem tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik.
b. Komponen biotik adalah bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen berfungsi sebagai penghasil makanan, konsumen sebagai pemakan, dan dekomposer menjadi pengurainya.
d. Satuan makhluk hidup dalam satu ekosistem adalah individu, pupulasi, komunitas, dan biosfer. Sinar matahari sangat berperan terhadap kelangsungan hidup satuan-satuan ekosistem tersebut.
e. Berdasarkan sumber makanannya, makhluk hidup dari komponen biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makhluk hidup autotrof dan makhluk hidup heterotrof.
3. Keseimbangan ekosistem harus selalu dijaga agar setiap makhluk hidup dapat melakukan aktivitas dengan baik.
4. Daur biogeokimia meliputi daur karbon, daur nitrogen, daur belerang, daur fosfor, dan daur hidrologik.
5. a. Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik serta saling ketergantungan antarkomponen biotik. Saling ketergantungan antarkomponen biotik terbagi lagi menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies) dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).
b. Saling ketegantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi dalam suatu ekosistem. Gejala ini terjadi pada peristiwa makan dan dimakan. Dari peristiwa ini, akan terbentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.
c. Dalam suatu ekosistem, fotosintesis oleh tumbuhan hijau dan pernapasan oleh makhluk hidup berperan penting dalam penyediaan makanan bagi makhluk hidup.
d. Rantai makanan dan jaring-jaring makanan merupakan proses pemindahan makanan dan energi ke dalam tubuh makhluk hidup.
e. Bentuk interaksi antarmakhluk hidup berupa simbiosis, antibiosis, predatorisme, dan kompetisi.
f. Bentuk interaksi simbiosis dibedakan menjadi simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
Nah itulah Pengertian Ekosistem dan Contohnya serta Komponennya, semoga bermanfaat! Terimakasih
EmoticonEmoticon